Fakultas Kedokteran UK Maranatha

Integrity • Care • Excellence

Prof. Meilinah Dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Maranatha

diupload pada: 29 Oktober 2021
Share artikel berita ini

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen Maranatha, Prof. Dr. dr. Meilinah Hidayat, M.Kes. dikukuhkan sebagai Guru Besar pada bidang ilmu gizi pada Sabtu, 16 Oktober 2021. Acara Sidang Terbuka Senat Universitas Kristen Maranatha dalam rangka Pengukuhan Guru Besar ini dilaksanakan secara on-site di Auditorium Prof. Dr. P. A. Surjadi, M.A. dan online melalui platform Zoom dan YouTube Universitas Kristen Maranatha. Prof. Meilinah memperoleh angka kredit sebesar 891 dan pengangkatannya diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 52280/MPK.A/KP.05.01/2021 tanggal 29 Juli 2021 tentang Kenaikan Jabatan Akademik Dosen.

Undangan yang hadir secara on-site, di antaranya pendeta universitas; Rektor UK Maranatha, Prof. Ir. Sri Widiyantoro, M.Sc., Ph.D. beserta jajaran Wakil Rektor; Ketua Senat, Prof. Dr. dr. Susy Tjahjani, M.Kes. beserta jajaran senat; Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha, Prof. Dr. Drs. Krismono, M.S.; serta perwakilan dari Paguyuban Forum Guru Besar. Sedangkan perwakilan dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV hadir secara virtual.

Acara pengukuhan diawali dengan renungan singkat yang dibawakan oleh Pdt. Hariman A. Pattianakotta, M.Th. Ia mengatakan bahwa pencapaian yang diraih oleh Prof. Meilinah merupakan hasil kerja keras dan pengorbanan yang berbuah manis. Menurut Pdt. Hariman, seorang guru bukan hanya menjadi pengajar yang mentransferkan ilmunya, tetapi juga seorang pendidik yang mengajarkan apa yang ia katakan, dan mengatakan apa yang sudah lakukan. “Di perguruan tinggi, seorang dosen dituntut untuk meneliti, menulis, dan menghasilkan karya-karya akademik yang bermutu. Bahkan seorang dosen mesti memboboti karya akademisnya melalui pengabdian bagi masyarakat,” ungkap Pdt. Hariman.

Subkoordinator Tenaga Pendidik dan Kependidikan LLDIKTI Wilayah IV, Gina Indriani, S.Si., M.T. mengucapkan selamat kepada Prof. Meilinah atas pengangkatannya dan juga kepada civitas UK Maranatha karena bertambahnya jumlah guru besar di UK Maranatha. Ia juga mengingatkan tugas khusus yang diemban oleh guru besar baru, yaitu menghasilkan karya ilmiah berupa buku dan jurnal internasional. “Kami berharap dengan bertambahnya jumlah profesor di UK Maranatha, bertambah pula manfaat yang dapat ditebarkan oleh UK Maranatha sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.  Semakin bertambahnya riset-riset bermanfaat bagi masyarakat luas, maka semakin kaya dengan ide, gagasan, serta inovasi sesuai dengan ilmunya sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang semakin modern dan kompleks, serta tentunya akan menjadi faktor pendukung tercapainya visi Indonesia Maju,” jelas Gina.

Gina juga menyampaikan bahwa hingga saat ini, jumlah guru besar di perguruan tinggi swasta (PTS) di LLDIKTI wilayah IV baru mencapai 0,64 persen dari jumlah keseluruhan jumlah dosen yang ada. Sedangkan jumlah untuk tingkat nasional sebanyak 2,2 persen. “Hal ini tentu bukan untuk menciutkan semangat kita, tetapi pemacu semangat kita agar dapat mengejar ketertinggalan terhadap kualitas dosen yang dapat terukur. Tugas dosen-dosen yang berjabatan profesor agar menjadi pembina dosen-dosen junior dan kemudian melakukan coaching agar pejabat lektor kepala bisa menjadi profesor dan seterusnya,” ujarnya.

Prof. Meilinah merupakan dokter ahli gizi yang memfokuskan penelitiannya untuk penderita penyakit ginjal kronis (PGK). Pada sesi orasi ilmiah, Prof. Meilinah mengatakan bahwa peningkatan angka penderita PGK di Indonesia diperkirakan akibat gaya hidup yang keliru pada kebiasaan atau pola makan bangsa. “Saya terinspirasi saat membaca judul sebuah artikel jurnal mengenai penemuan peneliti Kanada bahwa kacang polong Kanada mampu menyembuhkan hipertensi dan PGK. Hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa hidrolisat dari protein kacang polong kuning memiliki efek dramatis pada tekanan darah tikus dengan penyakit ginjal,” jelas Prof. Meilinah.

Melalui eksperimen dengan empat jenis kacang polong dan dihidrolisis menggunakan enzim neutrase dan bromelain, hasil terbaik diperoleh dari kacang polong hijau yang dihidrolisis menggunakan enzim bromelain. “Rencana saya selanjutnya adalah membuat hidrolisat kacang polong ini agar nyaman dan efektif dikonsumsi pasien. Kami berencana mengajukan hibah penelitian, dan menggandeng ahli-ahli di Fakultas Fisika Universitas Padjadjaran,” ungkapnya. (sg/gn)

Share artikel berita ini
Berita Terkait
Edisi Terbaru,
Open chat
Hai, butuh bantuan?
Ingin tahu lebih banyak?
Klik tombol di bawah untuk menghubungi kami di WhatsApp.